ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BERAT
LAHIR RINGAN ( BBLR )
Disusun oleh : SITI FARIDHOTUN RIZKIYANA
A.
Pengertian
BBLR
BBLR adalah berat badan bayi lahir yang kurang dari
2500 gr, karena kehamilan kurang dari 37 minggu atau umur kehamilan cukup bulan
tetapi berat badan bayi kurang dari 2500 gr.
BBLR adalah bayi yang lahir berat badan < 2500 gram
(Dep Kes RI, 2002 : 23)
Pada kongres “Europgen Perinatal Medicine ke-2 di
London (1970)” telah diusulkan definisi sebagai berikut :
1.
Bayi kurang bulan adalah bayi yang masa kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari)
2.
Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu
(59-295
hari)
3.
Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan 42
minggu atau lebih.
Dari pengertian diatas BBLR dapat dibagi 2 golongan
yaitu :
a.
Prematur murni
Masa gestasi
< 37 minggu, BB sesuai untuk masa gestasi, atau bisa disebut neonatus kurang
bulan sesuai untuk masa kehamilan.
b.
Dismatur
Bayi lahir
dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi
mengalami telat dari pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk
masa kehamilan.
B.
Penyebab
BBLR
1. Faktor Ibu
a. Gizi saat
hamil kurang
b. Umur < 20
tahun / lebih 35 tahun
c. Jarak
kehamilan dan bersalin terlalu dekat.
d. Ibu pendek,
tinggi badan < 150 cm
e. Penyakit
menahun ibu, hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok dan
narkotik.
2. Faktor
kehamilan
a. Kehamilan
hidramnion
b. Hamil ganda
c. Perdarahan
antepartum
d. Komplikasi
kehamilan, preeklamsi, KPD
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi
dalam rahim
c. Gangguan
metabolisme pada janin.
4. Faktor lain
a. Radiasi
b. Bahan
heterogen/ karsinogenik.
C.
Tanda dan Gejala BBLR
1. Sistem
pernafasan
a.
Apnea
b.
Ritme dan dalamnya pernafasan cenderung tidak teratur
c.
Timbul sianosis
d.
Frekuensi nafas 60-80 x/menit
2. Sistem
sirkulasi
a.
Kerja jantung lemah dan lamba
b.
Cenderung ditemukan aritmie
c.
Nadi antara 100-160 x/menit
d. Tekanan
darah rendah (sistole 45-60, diastole 30-45 mmHg)
e. Sirkulasi
perifer seringkali buruk dan dinding pembuluh darah lemah.
3. Pengendali
suhu
Suhu tubuh
cenderung sub normal karena produksi panas yang buruk dan peningkatan
kehilangan panas.
4. Sistem
pencernaan
a. Reflek
menghisap dan menelan lemah
b. Sering
terjadi regurgitasi
5. Sistem
urinaria
a. Urin sedikit
b. GFR
(flumerulus Filtrate Rate) menurun
c. Sering
terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
6. Sistem
persyarafan
a. Tangisan
lemah
b. Pusat
pengendali fungsi vital kurang berkembang
c. Sulit
dibangunkan.
7.
Sistem Genetal
a.
Genetal kecil
b.
Pada laki-laki, testis masih terdapat dalam abdomen,
kanalis ingunalis atau skrotum
c.
Pada wanita, labia minor tidak ditutupi oleh labia
mayor.
8.
Sebelum bayi lahir
a.
Pada anemnese sering kali dijumpai adanya riwayat
abortus,partus prematurus dan lahir mati
b.
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
c.
Pertumbuhan BB ibu lambat dan tidak sesuai menurut
yang seharusnya.
9.
Setelah lahir
a.
Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah bergerak,
abdomen buncit, menangis lemah, kulit tipis, mudah dan transparan.
b.
Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat
dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan dan
hipotermi.
D. Pemeriksaan
Penunjang
a.
Hb/ Ht menurun
b.
Serum glukosa menurun
c.
Elektrolit (Na, K, Cl) dalam batas normal
d.
BGA, asidosis
e.
Trombositopenia
f.
Serum kalsium turun.
E.
Komplikasi
Beberapa
penyakit yang ada hubungannya dengan bayi prematur yaitu :
a.
Sindrom gangguan pernapasan idiopatik disebut juga
penyakit membran hialin karena pada stadium terakhir akan terbentuk membran
hialin yang melapisi alveoulus paru.
b.
Pneumonia Aspirasi
Disebabkan
karena infeksi menelan dan batuk belum sempurna, sering ditemukan pada bayi
prematur.
c.
Perdarahan intra ventikuler
Perdarahan
spontan diventikel otot lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otot.
Biasanya terjadi kesamaan dengan pembentukan membran hialin pada paru. Kelainan
ini biasanya ditemukan pada atopsi.
d.
Hyperbilirubinemia
Bayi
prematur lebih sering mengalami hyperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi
cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor kematangan hepar sehingga konjungtiva
bilirubium indirek menjadi bilirubium direk belum sempurna.
e.
Masalah suhu tubuh
Masalah ini
karena pusat pengeluaran nafas badan masih belum sempurna. Luas badan bayi
relatif besar sehingga penguapan bertambah. Otot bayi masih lemah, lemak kulit
kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan. Kemampuan metabolisme panas
rendah, sehingga bayi BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan
panas badan dan dapat dipertahankan sekitar (36,5 – 37,5 0C)
(Manuaba,
1998 : 328)
F.
Penatalaksanaan
Dengan
memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinan yang terjadi pada bayi
prematur, maka perawatan dan pengawasan bayi prematur ditujukan pada pengaturan
nafas pemberian makanan bayi dan menghindari infeksi.
1.
Pengaturan suhu badan bayi prematur / BBLR
Bayi
prematur harus dirawat pada incubator sehingga panas badannya mendekati dalam
rahim.
2.
Makanan pada bayi prematur
Alat
pencernaan bayi prematur belum sempurna sehingga pemberian minum secara
bertahap. Sekitar 3 jam setelah lahir dengan didahului menghisap cairan
lambung, ASI merupakan makanan paling utama sehingga ASI lah yang paling dahulu
diberikan dengan diminumkan melalui sendok sedikit demi sedikit atau dengan
memasang sonde lambung. (Manuaba, 1998 : 238).
3.
Bayi mudah terjadi pneomonia aspirasi, maka pemberian
minum pada bayi BBLR dilakukan dengan :
a.
Bayi diletakkan pada sisi kanan atau posisi setengah
duduk di pangkuan perawat/ ibu atau posisi tidur dengan kepala dan bahu
ditinggikan 300 untuk membantu pengosongan lambung.
b.
Sebelum susu diberikan, diteteskan dulu di punggung
tangan untuk merasakan apakah susu cukup hangat dan keluarnya satu tetes setiap
detik.
c.
Pada waktu minum harus diperhatikan apakah ada
tanda-tanda gangguan pernafasan atau perut kembung.
0 komentar:
Posting Komentar