MAKALAH
RESPON
ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR
SIBLING
RIVALRY
Mata
Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui
Dosen
Pembimbing : Nur Fitri Jayanti, S.ST
Disusun Oleh :
1.
Fitri Rivani NIM : 1301082
2.
Ismi Puji Lestari NIM : 1301083
3.
Nuri
Zahrotul M. NIM : 1301086
4.
Rina Puji Lestari NIM : 1301088
5.
Siti
Faridhotun R. NIM : 1301090
6.
Sulistiani NIM : 1301091
AKADEMI
KEBIDANAN KH.PUTRA BREBES
Yayasan
Pondok Pesantren Al - Hikmah 1
Jln.
Raya Benda – Sirampog, Brebes 52272
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI
dengan judul “ RESPON ORANG TUA TERHDAP BAYI BARU LAHIR SIBLING RIVALRY ” ini dapat
terselesaiakan semaksimal mungkin, walaupun mengalami brbagai kesulitan.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena usaha
dari kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu kami baik itu dosen kami dan semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku
penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan tugas kami selanjutnya.
Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah
ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Benda, 2 Oktober 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sibling rivalry banyak terjadi pada
anak-anak yang berjarak usia sangat dekat (1 atau 2 tahun), sama beradu pada
pertengahan masa anak (8-12 tahun) dan berjenis kelamin sama. Akibatnya apabila
tidak tertangani bisa kemungkinan sampai dewasa, sampai tua kakek nenek.
Sibling rivalry bukanlah kesalahan
anak tertua, maupun anak-anak dalam keluarga, juga bukan merupakan kesalahan
orang tua semata, bahwa akar permasalahannya adalah kurangnya waktu dan
perhatian, akibat kondisi umum yang dimiliki oleh suatu keluarga.
Seorang kakak yang iri terhadap
adiknya menganggap adik sebagai penyebab hilangnya beberapa kenikmatan yang
selama ini dinikmatinya. Iri hati kakak pada adik merupakan suatu yang sering
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sang kakak biasanya iri ketika ibu
terkesan lebih memperhatikan adik. Pearasaan iri semakin kuat karena adik
biasanya lebih diperhatikan, dikasihi dan disayang.
Bagi anak-anak, yang mereka
perebutkan adalah waktu, perhatian, cinta dan penerimaan yang diberikan orang
tua kepada setiap anak. Dengan segenap kemampuan fisik dan mental yang
dimiliki, orang tua akan lebih mudah mencurahkan kepada satu anak saja daripada
harus membaginya kepada beberapa anak sekaligus, apalagi setiap anak memiliki
kebutuhan yang berbeda.
Sumber permasalahan sibling rivalry
muncul pada masalah anak itu sendiri, akan tetapi orang tua harus bertindak
dalam permasalah tersebut. Fungsi keluarga juga merupakan factor yang
mempengaruhi sibling rivalry karena anak-anak mereka berebut perhatian orang
tua atau karena kesalahan sikap orang tua yang terkadang tidak berlaku adil,
pilih kasih atau membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan anak yang
lain.
B. Tujuan Masalah
Diharapkan setelah membaca makalah
ini, mahasiswa mampu :
1.
Memahami Pengertian Sibling Rivalry
2.
Memahami Penyebab Terjadinya Sibling Rivalry
3.
Memahai Dampak
Sibling Rivalry Bagi Perkembangan Emosi Anak
4.
Memahami Cara Mengatasi
Sibling
Rivalry
5.
Memahami Cara Mencegah
terjadinya Sibling Rivalry
6.
Memahami Manfaat
Sibling Rivalry
7.
Memahami Peran
Bidan Dalam Mengatasi Sibling
Rivalry
8.
Mengetahui Adaptasi kakak sesuai tahapan perkembangan
9.
Mengetahui Adaptasi Batita (Bawah Tiga Tahun)
10. Mengetahui Adaptasi
Anak yang lebih tua
11. Mengetahui Adaptasi Remaja
12. Memahami Respon Orang Tua Terhadap Sibling Rivalry
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah permusuhan
dan kecemburuan antara saudara kandung yang menimbulkan ketegangan diantara
mereka. Hal ini tak dapat disangkal bahwa perselisihan antara mereka akan
selalu ada. Biasanya ini terjadi apabila masing-masing pihak berusaha lebih
unggul dari yang lain. Kemungkinan sibling rivalry akan semakin besar apabila
mereka berjenis kelamin sama dan usia keduanya cukup dekat.
Menurut Dr. Sawitri, sibling rivalry
adalah persingan antara dua saudara kandung dalam memperebutkan kasih saying
dan perhatian orang tua yang telah dirasakan saat anak usia 3 tahun. Berebut
mainan, berebut tempat untuk bisa lebih dekat dengan ayah atau ibu, berebut
kue, berebut kesempatan memainkan sesuatu dan sebagainya.
Kamus kedokteran Dorland (Suherni,
2008): sibling
(anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-anak dari orang tua
yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga sib. Rivalry
keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling
rivalry adalah kompetisi antara saudara
kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari
satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang
lebih.
Sibling rivalry
adalah
kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki
dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua
yang mempunyai dua anak
atau lebih.
B.
Penyebab
Terjadinya Silbing Rivalry
Banyak faktor yang menyebabkan sibling
rivalry, antara lain:
1. Masing-masing
anak bersaing untuk
menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka.
3. Anak-anak merasa hubungan
dengan orang tua
mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga
baru/ bayi.
4. Tahap
perkembangan anak
baik fisik
maupun emosi
yang dapat mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5. Anak frustasi karena
merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6. Kemungkinan,
anak tidak tahu cara untuk
mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka.
7. Dinamika keluarga
dalam memainkan peran.
8. Pemikiran orang tua
tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga
adalah normal.
9. Tidak
memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
C.
Dampak Sibling Rivalry Bagi Perkembangan Emosi Anak
1.
Segi Negativ
Sibling Rivalry
Bisa jadi
anak yang merasa selalu kalah dari saudaranya akan merasa minder atau rendah
diri. Bisa juga anak jadi benci terhadap saudara kandungnya sendiri. Oleh sebab
itu, jangan pernah memberi cap negative pada anak. Hindari pula
membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lain, karena setiap anak
dikaruniai bakat yang berbeda-beda
2.
Segi Positif Sibling
Rivalry
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian
yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara lain:
- Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting.
- Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
- Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua
harus menjadi fasilitator.
D.
Mengatasi Sibling
Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
orang tua
untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan
baik, antara lain:
1.
Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2.
Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
5.
Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain
ketika konflik biasa terjadi.
7.
Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan
dengan kebutuhan anak.
Sehingga adil bagi anak
satu dengan yang lain berbeda.
9.
Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu
yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
13. Jangan
memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14. Kesabaran
dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku
orang tua
sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak
untuk menghindari.
E.
Mencegah terjadinya Sibling Rivalry
Mencegah sibling rivalry merupakan
hal yang sulit bagi orang tua, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi terjadinya sibling rivalry :
1. Beri setiap
anak perhatian dan cinta yang khusus dan istimewa.
2. Jangan
membanding-bandingkan anak.
3. Jangan
menjadikan anak sebagai pengasuh adiknya.
4. Buatlah
pembagian tugas rumah masing-masing anak.
5. Kembangkan
dan ajarkan anak bersikap empati dan memperhatikan saudaranya yang lain.
6. Luangkan
waktu untuk mendengar keluh kesah masing-masing anak dan pujilah bila mereka
akur satu sama lain.
F. Manfaat
Sibling Rivalry
Sibling rivalry mengajarkan anak
untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting
diantaranya adalah bagaimana menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara
tepat untuk berkompromi, serta mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Agar tercapai menfaat yang
diinginkan, orang tua perlu menjadi fasilitator. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah :
1.
Orang tua tidak perlu langsung bereaksi. Campur tangan
dibutuhkan saat terdapat tanda-tanda akan terjadi kekerasan fisik.
2.
Orang tua perlu membatasi diri, cobalah menyelesaikan
masalah dengan anak-anak.
3.
Pisahkan keduanya hingga masing-masing tenang,
selanjutnya instruksikan mereka untuk kembali dengan sedikit ide tentang cara
menyelesaikan masalah ini dan cara menghindari masalah yang sama dikemudian
hari.
4.
Jika anak-anak selalu memperebutkan benda yang sama,
misalnya televise, ajaklah mereka membuat daftar yang menunjukkan giliran siapa
memakai benda tersebut dalam seminggu.
5.
Mengajak setiap anak untuk mengungkapkan apa yang
mereka rasakan tentang saudaranya.
G. Peran Bidan Dalam Mengatasi Sibling
Rivalry
Peran bidan dalam mengatasi sibling
rivalry, antara lain:
1.
Mengajarkan kepada ibu untuk selalu mengajak anaknya
ketika periksa kehamilannya supaya saudara kandungnya atu kaka bagi adiknya
tidak kaget atau sudah siap menjadi kaka dan bisa merawat adiknya.
2.
Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga
untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun
ucapan dan tindakan mengenalkan adiknya pada kaka.
H. Adaptasi kakak sesuai tahapan perkembangan
Respon kanak-kanak atas kelahiran
seorang bayi laki-laki atau perempuan bergatung kepada umur dan tingkat perkembangan.
Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga
menimbulkan persaingan dan perasaan takut kehilangan kasih sayang orang tua.
Tingkah laku negatif dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada
anak-anak ini.
Tingkah laku ini antara lain berupa
:
1.
Masalah
tidur.
2.
Peningkatan
upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
3.
Kembali ke
pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.
I.
Adaptasi Batita
(Bawah Tiga Tahun)
Pada tahapan
perkembangan ini,yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini adalah usia 1-2
tahun. Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:
1.
Merubah pola
tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
2.
Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan perasaannya
terhadap kehadiran anggota baru.
3.
Mengajarkan
pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukan oleh anaknya.
4.
Memperkuat
kasih sayang terhadap anaknya.
J.
Adaptasi Anak
yang lebih tua
Tahap
perkembangan pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12 tahun. Pada anak seusia ini jauh lebih
sadar akan perubahan-perubahan
tubuh ibunya
dan mungkin menyadari akan kelahiran bayi. Anak
akan memberikan perhatian terhadap perkembangan
adiknya. Terdapat pula, kelas-kelas yang mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat
mengasuh adiknya.
K. Adaptasi Remaja
Respon para remaja juga bergantung
kepada tingkat perkembangan mereka. Ada remaja yang merasa senang
dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut dalam perkembangan
mereka sendiri.
Adaptasi
yang ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota baru dalam
keluarganya, misalnya:
2.
Remaja menghadapi perkembangan
seks mereka sendiri.
4.
Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk
bayi.
L.
Respon Orang Tua Terhadap Sibling Rivalry
1.
Mengajarkan kepada anaknya untuk saling mengerti
anatar sesama saudara kandung.
2.
Membimbing anaknya supaya tidak terjadi kecemburuan
antar saudara kandung.
3.
Mengajarkan
untuk saling menegerti dan memahami terhadap posisi masing – masing.
4.
Orang tua dapat menyelesaikan masalah dalam
keluarganya secara baik –baik tanpa menyalahkan slah satu dari anaknya.
5.
Diusahakan orang tua memberikan kasih sayang yang
cukup terhadap anaknya dan jangan membanding – bandingkananatara kaka beradik
agar tidak menimbulkan permusuhan dan perselisihan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sibling
rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara
saudara laki-laki
dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua
yang mempunyai dua anak
atau lebih.
Sibling rivalry mengajarkan anak
untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting
diantaranya adalah bagaimana menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara
tepat untuk berkompromi, serta mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Peran bidan dalam mengatasi sibling
rivalry, antara lain: Mengajarkan kepada ibu untuk selalu
mengajak anaknya ketika periksa kehamilannya supaya saudara kandungnya atu kaka
bagi adiknya tidak kaget atau sudah siap menjadi kaka dan bisa merawat adiknya.
B.
Saran
Kami sadar bahwa
makalah yang kami susun masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang positif dan membangun, guna
penyusunan makalah kami berikutnya agar dapat tersusun lebih baik lagi.
Respon orang tua terhadap bayi baru
lahir harus adil dalam segi apapun, baik itu kasih sayang maupun perhatian agar
tidak terjadi kecemburuan, permusuhan dan permusuhan anak terhadap saudara
kandungnya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Newman
Dorland, W. A. 2011.Kamus Saku Kedokteran
Dorland Edisi 28. Jakarta : EGC
Marmi, 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Nifas “ Peuperium Care”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari,
2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha Medika
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET
Benda, 2 Oktober 2014
Penyusun
0 komentar:
Posting Komentar