Senin, 25 Mei 2015

MAKALAH RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR SIBLING RIVALRY

Diposting oleh Siti Faridhotun Rizkiyana di 09.44


MAKALAH
RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR
SIBLING RIVALRY

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui
Dosen Pembimbing : Nur Fitri Jayanti, S.ST







Disusun Oleh :
1.      Fitri Rivani                        NIM : 1301082
2.      Ismi Puji Lestari                NIM : 1301083
3.      Nuri Zahrotul M.              NIM : 1301086
4.      Rina Puji Lestari               NIM : 1301088
5.      Siti Faridhotun R.             NIM : 1301090
6.      Sulistiani                             NIM : 1301091

AKADEMI KEBIDANAN KH.PUTRA BREBES
Yayasan Pondok Pesantren Al - Hikmah 1
Jln. Raya Benda – Sirampog, Brebes 52272
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI dengan judul “ RESPON ORANG TUA TERHDAP BAYI BARU LAHIR SIBLING RIVALRY  ini dapat terselesaiakan semaksimal mungkin, walaupun mengalami brbagai kesulitan.
            Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena usaha dari kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami baik itu dosen kami dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas kami selanjutnya.
            Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.

Benda, 2 Oktober 2014




Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sibling rivalry banyak terjadi pada anak-anak yang berjarak usia sangat dekat (1 atau 2 tahun), sama beradu pada pertengahan masa anak (8-12 tahun) dan berjenis kelamin sama. Akibatnya apabila tidak tertangani bisa kemungkinan sampai dewasa, sampai tua kakek nenek.
Sibling rivalry bukanlah kesalahan anak tertua, maupun anak-anak dalam keluarga, juga bukan merupakan kesalahan orang tua semata, bahwa akar permasalahannya adalah kurangnya waktu dan perhatian, akibat kondisi umum yang dimiliki oleh suatu keluarga.
Seorang kakak yang iri terhadap adiknya menganggap adik sebagai penyebab hilangnya beberapa kenikmatan yang selama ini dinikmatinya. Iri hati kakak pada adik merupakan suatu yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sang kakak biasanya iri ketika ibu terkesan lebih memperhatikan adik. Pearasaan iri semakin kuat karena adik biasanya lebih diperhatikan, dikasihi dan disayang.
Bagi anak-anak, yang mereka perebutkan adalah waktu, perhatian, cinta dan penerimaan yang diberikan orang tua kepada setiap anak. Dengan segenap kemampuan fisik dan mental yang dimiliki, orang tua akan lebih mudah mencurahkan kepada satu anak saja daripada harus membaginya kepada beberapa anak sekaligus, apalagi setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda.
Sumber permasalahan sibling rivalry muncul pada masalah anak itu sendiri, akan tetapi orang tua harus bertindak dalam permasalah tersebut. Fungsi keluarga juga merupakan factor yang mempengaruhi sibling rivalry karena anak-anak mereka berebut perhatian orang tua atau karena kesalahan sikap orang tua yang terkadang tidak berlaku adil, pilih kasih atau membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan anak yang lain.




B.     Tujuan Masalah
Diharapkan setelah membaca makalah ini, mahasiswa mampu :
1.      Memahami Pengertian Sibling Rivalry
2.      Memahami Penyebab Terjadinya Sibling Rivalry
3.      Memahai Dampak Sibling Rivalry Bagi Perkembangan Emosi Anak
4.      Memahami Cara Mengatasi Sibling Rivalry
5.      Memahami Cara Mencegah terjadinya Sibling Rivalry
6.      Memahami Manfaat Sibling Rivalry
7.      Memahami Peran Bidan Dalam Mengatasi Sibling Rivalry
8.      Mengetahui Adaptasi kakak sesuai tahapan perkembangan
9.      Mengetahui Adaptasi Batita (Bawah Tiga Tahun)
10.  Mengetahui Adaptasi Anak yang lebih tua
11.  Mengetahui Adaptasi Remaja
12.  Memahami Respon Orang Tua Terhadap Sibling Rivalry


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah permusuhan dan kecemburuan antara saudara kandung yang menimbulkan ketegangan diantara mereka. Hal ini tak dapat disangkal bahwa perselisihan antara mereka akan selalu ada. Biasanya ini terjadi apabila masing-masing pihak berusaha lebih unggul dari yang lain. Kemungkinan sibling rivalry akan semakin besar apabila mereka berjenis kelamin sama dan usia keduanya cukup dekat.
Menurut Dr. Sawitri, sibling rivalry adalah persingan antara dua saudara kandung dalam memperebutkan kasih saying dan perhatian orang tua yang telah dirasakan saat anak usia 3 tahun. Berebut mainan, berebut tempat untuk bisa lebih dekat dengan ayah atau ibu, berebut kue, berebut kesempatan memainkan sesuatu dan sebagainya.
Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.









B.     Penyebab Terjadinya Silbing Rivalry
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
1.      Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada saudara mereka.
2.      Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang tua mereka.
3.      Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.
4.      Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5.      Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6.      Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka.
7.      Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
8.      Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga adalah normal.
9.      Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
10.  Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
11.  Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
12.  Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.









C.    Dampak Sibling Rivalry Bagi Perkembangan Emosi Anak
1.      Segi Negativ Sibling Rivalry
Bisa jadi anak yang merasa selalu kalah dari saudaranya akan merasa minder atau rendah diri. Bisa juga anak jadi benci terhadap saudara kandungnya sendiri. Oleh sebab itu, jangan pernah memberi cap negative pada anak. Hindari pula membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lain, karena setiap anak dikaruniai bakat yang berbeda-beda
2.      Segi Positif Sibling Rivalry
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara lain:
  1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting.
  2. Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
  3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator.

D.    Mengatasi Sibling Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1.      Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2.      Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3.      Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4.      Membuat anak-anak mampu bekerja sama dari pada bersaing antara satu sama lain.
5.      Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6.      Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
7.      Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8.      Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9.      Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10.  Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik.
11.  Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak.
12.  Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13.  Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14.  Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari.

E.     Mencegah terjadinya Sibling Rivalry
Mencegah sibling rivalry merupakan hal yang sulit bagi orang tua, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya sibling rivalry :
1.      Beri setiap anak perhatian dan cinta yang khusus dan istimewa.
2.      Jangan membanding-bandingkan anak.
3.      Jangan menjadikan anak sebagai pengasuh adiknya.
4.      Buatlah pembagian tugas rumah masing-masing anak.
5.      Kembangkan dan ajarkan anak bersikap empati dan memperhatikan saudaranya yang lain.
6.      Luangkan waktu untuk mendengar keluh kesah masing-masing anak dan pujilah bila mereka akur satu sama lain.

F.     Manfaat Sibling Rivalry
Sibling rivalry mengajarkan anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting diantaranya adalah bagaimana menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara tepat untuk berkompromi, serta mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.



Agar tercapai menfaat yang diinginkan, orang tua perlu menjadi fasilitator. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
1.      Orang tua tidak perlu langsung bereaksi. Campur tangan dibutuhkan saat terdapat tanda-tanda akan terjadi kekerasan fisik.
2.      Orang tua perlu membatasi diri, cobalah menyelesaikan masalah dengan anak-anak.
3.      Pisahkan keduanya hingga masing-masing tenang, selanjutnya instruksikan mereka untuk kembali dengan sedikit ide tentang cara menyelesaikan masalah ini dan cara menghindari masalah yang sama dikemudian hari.
4.      Jika anak-anak selalu memperebutkan benda yang sama, misalnya televise, ajaklah mereka membuat daftar yang menunjukkan giliran siapa memakai benda tersebut dalam seminggu.
5.      Mengajak setiap anak untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan tentang saudaranya.

G.    Peran Bidan Dalam Mengatasi Sibling Rivalry
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:
1.      Mengajarkan kepada ibu untuk selalu mengajak anaknya ketika periksa kehamilannya supaya saudara kandungnya atu kaka bagi adiknya tidak kaget atau sudah siap menjadi kaka dan bisa merawat adiknya.
2.      Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan mengenalkan adiknya pada kaka.

H.    Adaptasi kakak sesuai tahapan perkembangan
Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergatung kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah laku negatif dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada anak-anak ini.


Tingkah laku ini antara lain berupa :
1.      Masalah tidur.
2.      Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
3.      Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.

I.       Adaptasi Batita (Bawah Tiga Tahun)
Pada tahapan perkembangan ini,yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini adalah usia 1-2 tahun. Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:
1.        Merubah pola tidur bersama dengan anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
2.        Mempersiapkan keluarga dan kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.
3.        Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang ditunjukan oleh anaknya.
4.        Memperkuat kasih sayang terhadap anaknya.

J.      Adaptasi Anak yang lebih tua
Tahap perkembangan pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12 tahun. Pada anak seusia ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian terhadap perkembangan adiknya. Terdapat pula, kelas-kelas yang mempersiapkan mereka sebagai kakak sehingga dapat mengasuh adiknya.

K.    Adaptasi Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka. Ada remaja yang merasa senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut dalam perkembangan mereka sendiri.


Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang menghadapi kehadiran anggota baru dalam keluarganya, misalnya:
1.      Berkurangnya ikatan kepada orang tua.
2.      Remaja menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
3.      Ketidakpedulian terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka sendiri.
4.      Keterlibatan dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.

L.     Respon Orang Tua Terhadap Sibling Rivalry
1.      Mengajarkan kepada anaknya untuk saling mengerti anatar sesama saudara kandung.
2.      Membimbing anaknya supaya tidak terjadi kecemburuan antar saudara kandung.
3.       Mengajarkan untuk saling menegerti dan memahami terhadap posisi masing – masing.
4.      Orang tua dapat menyelesaikan masalah dalam keluarganya secara baik –baik tanpa menyalahkan slah satu dari anaknya.
5.      Diusahakan orang tua memberikan kasih sayang yang cukup terhadap anaknya dan jangan membanding – bandingkananatara kaka beradik agar tidak menimbulkan permusuhan dan perselisihan.












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry mengajarkan anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting diantaranya adalah bagaimana menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara tepat untuk berkompromi, serta mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain: Mengajarkan kepada ibu untuk selalu mengajak anaknya ketika periksa kehamilannya supaya saudara kandungnya atu kaka bagi adiknya tidak kaget atau sudah siap menjadi kaka dan bisa merawat adiknya.
B.     Saran
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang positif dan membangun, guna penyusunan makalah kami berikutnya agar dapat tersusun lebih baik lagi.
Respon orang tua terhadap bayi baru lahir harus adil dalam segi apapun, baik itu kasih sayang maupun perhatian agar tidak terjadi kecemburuan, permusuhan dan permusuhan anak terhadap saudara kandungnya sendiri.










DAFTAR PUSTAKA

Newman Dorland, W. A. 2011.Kamus Saku Kedokteran  Dorland  Edisi 28. Jakarta : EGC

Marmi, 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “ Peuperium Care”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha Medika

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET






















Benda, 2 Oktober 2014




Penyusun





0 komentar:

Posting Komentar

 

GMF ANA Endutz 10 Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos