Sistem
Pernafasan
Adaptasi
ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan ibu
dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan
laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara.
Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamentum pada
kerangka iga berelaksasi sehingga kspansi rongga dada meningkat.
Wanita hamil bernafaslebih dalam tetapi frekuensi napasnya
hanya sedikit meningkat. Peningkatan voleme tidal pernafasan yang berhubungan
dengan frekuensi nafas normal menyebabkan peningkatan voleme nafas satu menit
sekitar 26%. Peningkatan voleme nafas satu menit disebut hipeventilasi
kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi karbon dioksida dialveoli menurun.
Beberapa waita mengeluh dipsnu saat istirahat. Karena adanya penurunan tekanan
CO2 seorang wanita hamil sering mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan
usahan bernafas. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan mengikutinya,
kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran pencernaan. Keadaan pernafasan
selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut
nadi tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus
pada saluran pernafasan.
Kusmiyati, wahyuningsih
dan sujiyatini, 2010 : 63
Sistem
persyarafan
Hanya sedikit yang diketahui tentang perubahan fungsi
sistem neurologi selama masa hamil, selain perubahan-perubahan neurohormonal
hipotalamik hipofisis. Perubahan fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat
terjadi timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular berikut.
1) Kompresi
syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.
2) Lordosis
dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi
akar syaraf.
3) Edema
yang mekibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama
trimester akhir kehamilan. Edema menekan syaraf median di bawah ligamentum
karalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh parestesia (sensasi
abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem syaraf
sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan yang dominan
biasanya paling banyak terkena.
4) Akroestesia
(rasa nyeri dan gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang
membungkuk, dirasakan oleh beberpa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus brakialis.
5) Nyeri
kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti
tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan
penglihatan, seperti kesalahan refraksi, sinusitis atau migren.
6) Nyeri
kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi
padaa awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural atau
hipoglikemi mungkin keadaan yang bertanggungjawab atas keadaan ini.
7) Hipokalsemia
dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular, seperti kram otot atau
tetani.
Kusmiyati,
wahyiningsih dan sujiyatini, 2010 : 63-64
LATAR BELAKANG
Proses
kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai
dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan
persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Kehamilan menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis pada ibu. Pada kehamilan
terdapat adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan psikologis. Untuk itulah dalam
kehamilan terjadi adaptasi ibu dalam bentuk fisik dan psikologis.
Kusmiyati,
wahyuningsih dan sujiyatini. 2010 : 55
Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun
psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak
dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan
akan terjadi keadaan patologis. Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi
tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang
kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat
berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu,
infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan
sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang
tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada
kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi tersebut tidak akan
mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas
dan mortalitas bayi pun akan meningkat.
Setelah kelahiran bayi dan
pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode pemulihan kembali kondisi
fisik dan psikologisnya. (Ball 1994, Hytten 1995). Yang diharapkan pada periode
6 minggu setelah melahirkan adalah semua system dalam tubuh ibu akan pulih dari
berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan sebelum hamil (Beischer
dan Mackay 1986, Cunningham et al 1993).
Marmi,
2012: 83
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati, wahyuningsih
dan sujiyatini. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : penerbit fitramaya.
Marmi,
2012. Asuhan kebidanan pada masa nifas” peurperium care”. Yogyakarta : pustaka
pelajar
0 komentar:
Posting Komentar